www.beningpost.com

Jumat (29/4) waktu setempat, salah satu kota terpenting Suriah, yakni Aleppo dihujani roket-roket yang tak bisa memilih, mana anak-anak, mana perempuan. Trauma yang begitu berat dirasakan para korban yang masih hidup.

“Tragedi kemanusiaan akan terus melanda Suriah. Melalui sosial media, seluruh dunia melakukan protes dan kecaman besar terhadap rezim Assad yang telah memakan korban besar terutama di Aleppo,” ujar Ahyudin selaku Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat konferensi pers keberangkatan tim ACT yang ketujuh kalinya ke Suriah, Rabu (4/5).

Dijelaskan oleh Ahyudin bahwa Suriah bukan hanya teroris (ISIS). Tentu tidak beradab dan tidak manusiawi bila mengenal Suriah sebagai negara teroris. Kami bersumpah atas nama bangsa Indonesia untuk bergerak aktif membantu kaum lemah yang dilemahkan.

“Setidaknya, aksi nyata ini agar bangsa Indonesia dipandang berbuat terhadap tragedi kemanusiaan yang sungguh sangat besar,” tegas Ahyudin.

Hingga hari ini, total pengungsi Suriah hampir 5 juta jiwa. Namun faktanya, lebih dari itu. Data diatas kertas seringkali tak sama dengan data di lapangan. Ahyudin juga menyatakan bahwa mendiamkan masalah kemanusiaan menjadikan suatu bangsa tidak beradab.

Menurut data yang dihimpun ACT dari berbagai sumber, tak kurang dari 470.000 korban jiwa termasuk 70.000 jiwa meninggal akibat kekurangan sarana kesehatan,

“Kemanusiaan itu tidak memandang agama tertentu. Suriah menjadi Negara di mana 3/4 penduduknya mengungsi. Apa jadinya bangsa Indonesia bila absen saat ada tragedi kemanusiaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Syuhelmaidi Syukur sebagai pemimpin tim yang akan berangkat ke Suriah mengatakan, pesawat akan terbang dini hari dan keberangkatan tim hari ini bukan hal yang luar biasa.

Syuhelmaidi Syukur, Tim Leader ACT SOS Syria (Foto: www.beningpost.com)

“Kami mengharapkan doa dari kalian semua, agar misi ini berjalan sukses. Yang bisa mensukseskan misi ini ialah pertolongan Allah Ta'ala. Disamping itu, kami berharap pemerintah agar bersikap tegas membantu diplomasi kemanusiaan. Korban akan terus berjatuhan kalau akar permasalahannya tak diselesaikan,” jelas Syuhelmaidi yang juga Senior Vice President ACT.

Selain membawa 7 orang ahli bedah sebagai relawan, disana ACT akan bermitra dengan IHH, yakni lembaga kemanusiaan asal Turki untuk menangani pengungsi Suriah. Bantuan medis dan pangan akan diprioritaskan.

“Kampanye Stop Suriah Memerah Darah menunjukan bahwa kami ingin tragedi Suriah ini berhenti. Kami ingin Suriah seperti dahulu.” Jelas Syuhel, sapaan akrab Syuhelmaidi.

(rr)