kabarkabar.com

Program Nawa Cita yang menjadi jualan presiden Joko Widodo saat kampanye tahun lalu, hingga saat ini belum dirasakan manfaatnya untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Dengan menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang meroket pun, sampai batas ini belum juga terealisasi.

Rupanya, mantan relawan Jokowi, Ferdinand Hutaharan mengkritik keras kerja Presiden Joko Widodo dalam menangani perekonomian Indonesia. Menurutnya, janji Jokowi yang ingin menjadikan pertumbuhan ekonomi meroket hanya sebatas janji palsu.

"Janji ekonomi yang meroket pernah disampaikan pak Jokowi dengan gerakan tubuh yang meyakinkan, tapi sekarang faktanya ekonomi seperti mati suri, hidup dari utang ke utang tanpa mampu ciptakan pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat, kata Ferdinand seperti dilansir laman Teropong Senayan, Kamis (26/5).

Menurutnya, ketidakmampuan pemerintahan Jokowi untuk membuat ekonomi tumbuh semakin jauh dari harapan dan angan-angan.

"Bahkan untuk mendapat pinjaman luar negeri pemerintah ini seperti sudah tidak dipercayai, maka muncullah ide dari pemerintah untuk menggadaikan aset negara sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang guna membiayai operasional pemerintah yang terlihat sibuk akan tetapi sibuk entah untuk apa," jelasnya.

Sepertinya, kata dia, Jokowi sedang membangun istana pasir bagi dirinya, sebuah istana yang menjadi kebanggaan bagi diri sendiri dengan harapan bahwa semua infrastruktur diatas kertas itu akan menjadi monumental dan menjadikan nama Jokowi besar di atas istana pasir.

"Jokowi sedang mempertaruhkan nilai yang sangat besar, berencana mengorbankan aset negara untuk sebuah fatamorgana," ujar dia.

Jokowi sedang mengorbankan negara untuk fatamorgana infrastruktur yang tidak nyata. Sementara waktu efektif tersisa bagi Jokowi membangun semua itu tinggal satu tahun, karena setelah itu kita sudah masuk dalam tahun politik.

"Pertanyaannya, mampukah Jokowi mengubah istana pasir itu menjadi istana batu dalam satu tahun? Mampukah Jokowi merubah fatamorgana itu menjadi nyata dalam satu tahun? Biarlah waktu yang menjawab, apakah Jokowi seorang pemimpin atau seorang pemimpi," jelasnya.

(rr/HY)