www.washingtonpost.com

Satu dari enam orang di Hong Kong menginginkan kemerdekaan dari China, berdasarkan sebuah survei terbaru, Ahad (25/7).

Diberitakan Reuters, Survei Pusat Komunikasi dan Opini Publik The Chinese University of Hong Kong menunjukkan bahwa 17,4 persen warga Hong Kong mendukung kemerdekaan dari China setelah waktu 50 tahun pemberlakuan "satu negara dua sistem," sesuai kesepakatan dengan Inggris telah terpenuhi pada 2047.

Sebanyak 22,9 responden memutuskan tidak menentukan pilihan. Sementara ada 57,6 persen yang menentang gagasan merdeka dari pemerintah Beijing.

Hong Kong yang merupakan bekas koloni Inggris yang diserahkan kembali ke China pada 1997 dengan kesepakatan bahwa Beijing harus memberikan kebebasan dan hukum yang terpisah di wilayah itu selama 50 tahun.

Belakangan, kekuasaan China di Hong Kong diguncang aksi pro-demokrasi yang menginginkan kendali penuh dalam penentuan pemimpin. Aksi protes yang berlangsung berbulan-bulan berakhir bentrok dan beberapa wilayah Hong Kong lumpuh.

CNNIndonesia.com melansir, pemerintah China kian mencengkeram Hong Kong dengan menetapkan pemimpin yang pro-Beijing bagi wilayah tersebut.

Walau jumlah warga yang menginginkan kemerdekaan dari China cukup banyak, namun hanya sedikit yang percaya hal tersebut bisa terwujud. Survei tersebut menunjukkan kurang dari 4 persen responden yang yakin China mau melepas Hong kong.

Survei dilakukan melalui telepon dengan 1.010 responden berbahasa Kanton dengan usia 15 tahun ke atas pada 6-15 Juli. 

(rr/HY)