fortune.com

Yahoo mengumumkan setidaknya 500 juta akun penggunanya telah dibajak. Pencurian data tersebut menjadi salah satu kejahatan Cyber terbesar yang pernah ada.

Dikutip dari The Sun, Jumat (23/9), Yahoo percaya bahwa pihak di balik kejadian ini merupakan “aktor yang disponsori pemerintah”. Artinya, ini adalah suatu tindakan individual atas nama pemerintah.

“Informasi akun yang dicuri meliputi nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, kata sandi dan dalam beberapa kasus, pertanyaan dan jawaban keamanan terenkripsi atau tak terenkripsi,” kata Yahoo dalam sebuah pernyataan.

Yahoo menyarankan penggunanya untuk mengganti kata sandi dan pertanyaan keamanan mereka. Selain itu, Yahoo pula mendesak penggunanya untuk memeriksa dengan saksama apakah ada aktivitas mencurigakan atau tidak. Adapun data keuangan sensitif sepeti nomor rekening bank dan kartu kredit.

Menurut klaim Yahoo, sekarang Yahoo tengah bekerja sama dengan penegak hukum untuk mempelajari lebih lanjut kejadian ini. FBI saat ini sedang menyelidiki kasus ini dan ditangani secara serius dan akan memastikan bagaimana ini terjadi dam siapa yang bertanggung jawab atasnya,”

“Kami akan terus bekerja sama dengan sektor swasta dan berbagi informasi, sehingga mereka dapat mengamankan sistem mereka dari penjahat cyber.” kata seorang juru bicara FBI.

Isu pencurian data besar-besaran pertama kali berembus dari-pada bulan Agustus, ketika seorang peretas bernama “Peace” mengklaim mengantongi data dari 200 juta orang pengguna Yahoo.

Tidak hanya itu, “Peace” juga sebelumnya berkoar bahwa ia memiliki data dari pengguna LinkedIn dan MySpace.

(rr/Sun)