www.merdeka.com

Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat diprediksi bakal tumbang karena akan kalah telak di putaran kedua pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta, siapa pun lawan politiknya nanti.

Alasannya, warga Jakarta tidak menginginkan tersangka menjadi gubernur dan menganggap Ahok menista agama, sehingga menginginkan gubernur baru. Pada putaran kedua diprediksi Ahok-Djarot berhadapan dengan Agus-Sylvi.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang dirilis, Selasa (17/1) kemarin. Disebutkan, total pemilih yang tidak menginginkan gubernur tersangka/terdakwa di angka 65%. Hanya 11,8% yang bersedia dipimpin gubernur yang menyandang status tersangka/terdakwa.

Sementara total pemilih yang menganggap Ahok menista agama sebanyak 65,7%, sedangkan total pemilih yang menginginkan gubernur baru di atas 60%. Hanya 22,1% yang menginginkan gubernur petahana.

Disebutkan, dua pasangan cagub akan lolos dalam putaran I Pilkada DKI, karena elektabilitas tinggi, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 36,7 persen, kemudian Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat (32 persen).

Berikut 5 alasan mengapa Ahok kalah di Pilkada DKI seperti dikutip dari laman Harian Terbt:

- Di putaran kedua, mayoritas pendukung Anies memilih Agus jika Anies gagal di putaran pertama. Sebaliknya, mayoritas pendukung Agus memilih Anies jika Agus gagal di putaran pertama. Faktor tersebut disebabkan karena pemilih Agus-Sylvi dan Anies-Sandi sebagian besar berasal dari segmen yang sama.

- Kantong pemilih yang besar di putaran kedua lebih banyak pindah ke Agus-Sylvi atau Anies-Sandi jika di putaran kedua melawan Ahok-Djarot. Yaitu pemilih Muslim 85% populasi, pendidikan SMA ke bawah 80% populasi, etnis Betawi dan Jawa 70% populasi, dan penghasilan Rp3,5 juta sebulan ke bawah 65% populasi.

- Total pemilih yang tidak menginginkan gubernur tersangka di angka 65%. Hanya 11,8% yang bersedia dipimpin gubernur yang menyandang status tersangka.

- Total pemilih yang menganggap Ahok menista agama sebanyak 65,7%.

- Total pemilih yang menginginkan gubernur baru di atas 60%. Hanya 22,1% yang menginginkan gubernur petahana.

(rr/HY)