Merdeka.com

Pernyataan putri proklamator RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang menyudutkan kelompok Islam disayangkan banyak orang.

Dalam pernyataannya di sebuah diskusi bertajuk "Pancasila dalam Tantangan Toleransi Kehidupan Umat Beragama Di Indonesia" beberapa waktu lalu di Jakarta, Sukmawati menyebut bahwa intoleransi berawal dari kelompok Islam yaitu Partai Masyumi.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Mora Harahap menilai Sukmawati telah gagal paham dengan sejarah Partai Masyumi. Terlebih, dalam diskusi tersebut Sukmawati menyebutkan bahwa sikap intoleran Partai Masyumi ditunjukkan saat Pancasila dijadikan dasar negara.

"Kita sangat menyayangkan pernyataan Ibu Sukmawati yang seolah-olah menyudutkan Islam. Sebagai anak dari tokoh proklamator yang sangat kita hormati, seharusnya beliau paham akan sejarah Masyumi yang sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh yang sudah memberikan kontribusi besar untuk bangsa ini," ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/1).

Dijelaskan Mora, jika saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) suara umat islam yang mayoritas berada dalam Partai Masyumi memaksakan kehendak atau intoleran, maka kelahiran bangsa ini tidak akan pernah terwujud.

"Tetapi karena sikap toleransi dan kecintaan para anggota sidang pada saat itu yang mengedepankan semangat persatuan maka kalimat kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya pun diganti dalam butir-butir Pancasila," ungkapnya.

Mora menambahkan, Sukmawati seharusnya mencari solusi di tengah berbagai polemik yang saat ini sedang mengancam negeri. Bukan sebaliknya, dia menambah masalah dan menyulut api anti kebhinnekaan.

"Saya khawatir ini dapat memicu masalah baru yang pada akhirnya memecah belah persatuan dan kesatuan anak bangsa," pungkasnya.

(rr/Rmol)