www.beningpost.com

Ledakan pertumbuhan data di seluruh dunia seringkali membuat enterprise kehilangan momentum untuk menentukan arah bisnis di masa depan. Pada akhirnya, adopsi machine learning sangat diperlukan untuk menganalisa data secara otomatis dan memprediksi masa depan untuk mendongkrak pemasukan.

Menjawab tantangan bisnis di masa depan, PT. Computrade Technology International (CTI Group) kembali menggelar CTI IT Infrastructure Summit 2017, yakni seminar dan pameran infrastruktur TI terbesar di Indonesia, pada 8 Maret 2017 di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan.

Adapun topik utama yang diangkat pada pagelaran kali ini ialah machine learning. CTI IT Infrastructure Summit akan menghadirkan berbagai solusi TI terkini dan sharing best practice tidak hanya bagi profesional di bidang TI, melainkan juga pemasaran, keuangan, produksi dan lainnya dari cross-industry di Indonesia.

Mengapa machine learning?

Rachmat Gunawan, Direktur CTI Group, mengatakan, “Machine Learning merupakan bagian dari ilmu Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan mesin atau sistem mempelajari data tanpa pemrograman dan mengambil keputusan sendiri,” ujarnya di Vin+ Arcadia, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (8/2).

Berkat kemajuan infrastruktur TI seperti kemampuan computing yang semakin baik dan data storage yang semakin murah, teknologi ini kembali menjadi perhatian.

Gunawan menambahkan, teknologi ini dikenal melalui terobosan autonomous car, disamping itu machine learning juga dimanfaatkan di dunia bisnis, seperti perbankan, healthcare, manufacturing, bahkan sport dan entertainment.

“Investasi dalam teknologi ini dapat membantu bisnis meningkatkan agility, membuka peluang pasar baru, memahami pelanggan lebih baik, mengurangi biaya operasional, bahkan memprediksi terjadinya penipuan,” jelasnya.

Di Indonesia, perusahaan belum banyak menggunakan teknologi machine learning, namun di sector pemerintahan sudah mulai implementasi machine learning.

“Satu hal yang pasti, pertumbuhan teknologi ini akan sangat cepat,” kata Gunawan.

Gunawan menjelaskan didalam machine learning berisi statistik dan probabilitas. Ia mengaku ketika mengetahui machine learning. “Melalui CTI IT Infrastructure Summit 2017, kami ingin menjadi mitra industri dalam menerapkan teknologi cognitive computing ini untuk mendorong keberhasilan bisnis di era transformasi digital saat ini,” Gunawan menambahkan.

Sementara itu, Presiden Direktur IBM Indonesia Gunawan Susanto yang juga hadir sebagai pembicara, mengungkapkan, “Sekitar 80 persen data yang tersebar di seluruh dunia adalah Dark Data (tidak teridentifikasi) yang tidak hanya berupa teks tapi juga gambar, video dan suara. Untuk itu IBM memiliki solusi pendekatan Cognitive yang mampu menganalisa, memberikan rekomendasi di seluruh industri.”

IBM menawarkan IBM Watson yakni solusi Cognitive yang memiliki kemampuan untuk membuka data-data yang tidak teridentifikasi tersebut.

CTI IT Infrastructure Summit 2017 didukung oleh lembaga riset Gartner dan Grab Indonesia serta vendor-vendor TI terkemuka di dunia, seperti IBM, FireEye, Dell-EMC, Fujitsu, Hewlett-Packard Enterprise, Lenovo, F5, Hitachi Data Systems, Lexmark,  Varonis, Data Spark, Samsung, Pure Storage, dan Progress Software.

(rr)