www.beningpost.com

PT Bank Maybank Indonesia Tbk telah mengumumkan laba bersih (PATAMI) mencapai rekor tertinggi sebesar Rp1,95 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016, naik 71,0% dari Rp1,14 triliun yang dicapai tahun sebelumnya. 
 
"Pencapaian tertinggi dalam laba bersih yang pernah diraih memperlihatkan kemampuan untuk terus mengeksekusi strategi kami dengan baik, seiring dengan kapabilitas perusahaan yang semakin kuat,” kata Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia dalam jumpa pers, Kamis (16/2) di Jakarta. 
 
Taswin juga optimis memasuki tahun keuangan baru sementara pada saat yang sama juga menjaga pandangan akan kondisi pasar yang penuh tantangan pada 2017.

Pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh 10,8% menjadi Rp6,6 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dari Rp6,0 triliun pada 2015. 
 
Bank juga melaporkan peningkatan marjin bunga bersih (NIM) menjadi 4,6% pada Desember 2016 dari 4,5% pada 2015.

Biaya overhead Bank tetap stabil pada Rp4,5 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dibanding tahun lalu, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis Bank. 
 
Upaya pengelolaan biaya yang disiplin ini telah memperbaiki Cost to Income Ratio (CIR) menuju tingkat terendah sebesar 52,9% per 31 Desember 2016 dari 55,1% pada periode sebelumnya.

Bank mencatat pertumbuhan pinjaman 2.9% menjadi Rp115,7 triliun per 31 Desember 2016 dari Rp112,5 triliun per 31 Desember 2015. 
 
Perbankan Glolbal mencatat pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 20,5% dari Rp21,4 triliun menjadi Rp25,8 triliun sebagai hasil penyelarasan kembali (re-aligning) dan penataan kembali (re-profiling)  portofolio yang telah diterapkan Bank dalam dua tahun terakhir. 
 
Pertumbuhan pinjaman Usaha Kecil & Menengah (UKM) serta Komersial Bank terus menjadi tulang punggung dan menghasilkan pendapatan dengan pertumbuhan 12,3% menjadi Rp51,5 triliun. 
 
Pinjaman perbankan Ritel turun 15,1% dari Rp45,2 triliun per Desember 2015 menjadi Rp38,4 triliun per Desember 2016, terutama disebabkan perlambatan belanja konsumer.

Sepanjang tahun posisi likuditas Bank menguat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR-bank saja) terkelola dengan sehat sebesar 88,9%, sementara Loan-to-Funding Ratio (bank saja) sebesar 88,2%. 
 
Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp115,5 triliun pada tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2015 menjadi Rp118,9 triliun pada 2016 dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) mencapai 38,7%. 
 
Tingkat NPL konsolidasian Bank sebesar 3,4% (gross) dan 2,3% (net) per Desember 2016 dibandingkan 3,7% (NPL gross) dan 2,4% (NPL net) tahun lalu. 
 
Bank  mengurangi beban provisi sebesar 19,4% menjadi Rp1,6 triliun dibandingkan tahun lalu.  Meskipun demikian, Bank tetap hati-hati dengan kualitas kredit sehubungan bisnis masih terkena dampak perlambatan ekonomi.
 
CAR Bank meningkat dari 15,2% per Desember 2015 menjadi 17.0% per Desember 2016 dengan total modal mencapai Rp21,8 triliun.

Perbankan Syariah terus mencatat kinerja yang kuat sepanjang 2016.  Total pembiayaan tumbuh 61,2% dari Rp8,7 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp14,0 triliun pada Desember 2016, sementara total simpanan tumbuh 70,9% dari Rp6,4 triliun menjadi Rp10,9 triliun. 
 
Total aset Perbankan Syariah naik 45,3% menjadi Rp23,2 triliun, memberikan kontribusi 13,9% dari total aset Bank, sementara laba bersih naik 61,9% menjadi Rp466,2 miliar pada Desember 2016 dari Rp287,9 miliar pada Desember 2015.
 
(rr/Syam)