www.beninpost.com

Dalam acara penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science ke-19 di Maison de la Mutualité yang dilangsungkan 23 Maret 2017, komunitas sains internasional berkumpul untuk merayakan dan memberikan penghargaan bagi lima ilmuwan perempuan luar biasa atas pencapaian mereka dalam sains.

Acara tersebut dibuka oleh Irina Bokova, Director General UNESCO dan Jean-Paul Agon, Chairman dan CEO L’Oréal serta Chairman dari L’Oréal Foundation.

Acara penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2017 merayakan 5 ilmuwan perempuan terkemuka atas keunggulan, kreativitas serta kecerdasan mereka. Masing-masing mendapatkan 100.000 Euro sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi ilmiah mereka dalam bidang fisika kuantum, ilmu fisika dan fisika perbintangan.

Lima perempuan luar biasa yang berasal dari 5 negara berbeda ini, masing-masing berkontribusi dengan caranya masing-masing untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Mereka itu antara lain: Professor Niveen M. Khasab (Arab Saudi), merancang nano-particles baru yang dapat meningkatkan deteksi dini sebuah penyakit. Karyanya dalam kimia analitik dapat menghasilkan perawatan kesehatan yang lebih tepat sasaran dan kebutuhan; Professor Michelle Simmons (Australia), mempelopori komputer kuantum ultra cepat. Karyanya mengenai transistor atomic-scale dikemudian hari dapat melahirkan komputer masa depan; Professor Nicola A. Spaldin (Swiss), memperbarui bahan magnetik menjadi perangkat elektronik generasi selanjutnya. Penelitiannya terhadap bahan multiferroic dikemudian hari bisa menghasilkan generasi baru komponen peralatan elektronik; Professor Maria Teresa Ruiz (Chile), menemukan jenis baru benda angkasa, antara bintang dan planet, tersembunyi dalam kegelapan alam semesta. Pengamatannya terhadap katai cokelat dapat menjawab pertanyaan umum mengenai apakah ada kehidupan di planet lain; Professor Zhenan Bao (Amerika Serikat), menciptakan bahan elektronik yang terinspirasi dari bahan kulit. Penelitiannya terhadap bahan-bahan fleksibel, elastis dan konduktif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan prostesis.

Dalam sambutannya, Jean-Paul Agon menyoroti kekuatan dari para ilmuwan perempuan tersebut, serta para ilmuwan perempuan yang telah diapresiasi tahun ini.

“Hanya sains yang dibagikan dan dikendalikan untuk melayani masyarakat dunia yang dapat menjawab tantangan besar di abad ke-21, dan penelitipeneliti kami adalah buktinya. Mereka adalah orang-orang yang membuat sains menjadi luar biasa.” ungkap Jean.

Sejak tahun 1998, L’Oréal Corporate Foundation dan UNESCO berkomitmen untuk meningkatkan jumlah perempuan yang mendalami bidang penelitian ilmiah. Seratus lima puluh tahun setelah Marie Curie lahir, hanya 28%* dari peneliti adalah perempuan dan hanya 3% dari mereka yang pernah dianugerahi penghargaan Nobel.

Itu sebabnya selama 19 tahun terakhir program L’Oréal-UNESCO For Women in Science telah memberikan penghargaan dan mendampingi para perempuan peneliti di momen-momen penting dalam karir mereka.

Sejak pertama dimulai, program ini telah membantu lebih dari 2.700 perempuan muda dari 115 negara serta memberikan penghargaan untuk 7 Laureates, di puncak karir mereka, termasuk diantaranya Professor Elizabeth H. Blackburn dan Ada Yonath, yang kemudian juga menerima penghargaan Nobel. 3

Pada tingkat nasional, L’Oréal Indonesia telah membina komunitas sains dari tingkat edukasi yang berbeda beda – SMA, Universitas dan Pasca Sarjana. Tanggal 23 Februari 2017 lalu, L’Oréal Indonesia kembali mensosialisasikan rangkaian program L’Oréal Science Projects dalam sebuah acara bertajuk “The Art of Science”.

Sejak tahun 2004, L’Oréal Indonesia berinteraksi sangat dekat dengan para perempuan hebat di bidang sains serta mengambil peranan menjadi support system untuk meningkatkan regenerasi perempuan dalam sains melalui program-program L’Oréal Science Projects.

Hingga tahun 2016, L’Oréal Indonesia telah memberikan penghargaan kepada 45 ilmuwan perempuan, dimana 5 di antaranya telah diakui secara internasional.

(rr)