www.beningpost.com

Di tengah lesunya pasar otomotif di Indonesia, lain halnya dengan produsen mobil China, Wuling Motors yang nekat bersaing memasuki pasar otomotif di Indonesia yang akan meluncurkan produk pertamanya di segmen low multi purpose vehicle (MPV).
 
Dikatakan nekat, karena PT SGMW Motor Indonesia selaku ATPM Wuling untuk pasar Indonesia harus siap bertarung habis-habisan dengan produsen Jepang yang mendominsasi pasar otomotif di Indonesia lebih dari 40 tahun lalu.
 
Hadirnya pemain baru produsen asal negeri tirai bambu ini rencananya akan meluncurkan produk pertamanya pada kwartal ketiga tahun 2017, dan akan menjadi pesaing brand Avanza, Mobilio, Xenia, Ertiga dan brand lainnya yang lebih dulu masuk pasar Indonesia.
 
“Wuling menurut saya nekat ke pasar otomoti di Indonesia yang sudah sangat kental Jepang,” kata Indra Prabowo, Ketua Umum Forum Wartawan Otomotif (Forwot) Indonesia dalam kata sambutannya pada acara pembukaan Diskusi Pintar bertajuk “Selamat Datang Wuling di Indonesia” hari Jumat (21/4) di Jakarta.
 
Indra menyebut lebih dari 70 persen pasar otomotif Indonesia di dominasi oleh merek-merek dari produsen asal negara Sakura.
 
Dian Asmahani, Brand Manager PT SGMW Motor Indonesia tidak menampik dominasi Jepang untuk pasar otomotif di Indonesia. “Dalam survei yang pernah dilakukan, didapatkan data bahwa dari 1000 orang di Indonesia baru 88 orang yang memiliki mobil,” ujar Dian yang hadir sebagai pembicara.
 
Selain itu, sambung Dian, kita melihat adanya suatu kultur yang ada di pasar Asia untuk kendaraan keluarga. Sehingga kita nantinya akan menghadirkan kendaraan yang sesuai dengan kultur di Indonesia yakni kendaraan keluarga di segmen low multi purpose vehicle (MPV).
 
“Kami optimis dengan hadirnya kendaraan ini nantinya dapat bersaing di pasar Indonesia,” tambahnya.
 
Tak main-main soal kenekatan Wuling masuk di dunia industri otomotif Indonesia yakni berinvestasi untuk jangka panjang dengan menggelontorkan dana sebesar USD 700 juta. Dana itu diantaranya digunakan untuk membeli lahan pabrik di Cikarang, Jawa Barat seluas 60 hektar.
 
Dia mengatakan bahwa dari lahan seluas 60 hektar tersebut, dimana seluas 30 hektar untuk manufaktur dan 30 hektar dipakai untuk suku cadang sebagai penunjang kendaraan.
 
“Wuling menargetkan di tahun 2017 ini akan membangun 50 diler meliputi penjualan, perbaikan dan suku cadang di berbagai wilayah Indonesia,” paparnya.
 
Dian berharap ketika mobil low MPV meluncur, konsumen tidak perlu khawatir lagi dengan layanan servis dan suku cadang.
 
Untuk menunjang pemasaran, Wuling juga tengah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan otomotif dalam membuat skema terbaik ketika konsumen nanti ingin mendapatkan produk Wuling.
 
Sementara itu Bebin Djuana, pengamat otomotif mengatakan semoga langkah yang sudah diambil Wuling tidak salah, karena untuk dapat bersaing masuk ke pasar otomotif Indonesia harus memikirkan juga aftersalesnya.
 
Menurut Bebin, hadirnya Wuling sebagai pemain baru otomotif di tanah air tentu menjadi angin segar bagi perkembangan dunia otomotif. Akan banyak pilihan bagi konsumen dalam memilih kendaraannya.

Dengan adanya komitmen Wuling untuk jangka panjang, ujar Bebin diharapkan calon konsumen tidak perlu khawatir untuk membeli produk asal Tiongkok tersebut. Karena layanan purna jualnya juga sudah dipikirkan.
 
(rr/Syam)