SuperBall.id

AS Monaco merekam sejarah untuk kali keempat menginjak babak semifinal Liga Champions. Sebelumnya tim yang bermarkas di Stade Louis II itu bermain di semifinal Liga Champions pada 1994, 1998, dan 2004 silam.

Pada musim ini Monaco menghadapi tim yang berat di babak semifinal. Tim dengan julukan Los Monegasques itu bakal menghadapi barisan pertahanan terbaik di Eropa musim ini, Juventus.

Laga leg pertama bakal berlangsung di Stade Louis II pada Rabu (3/5) malam waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.

Berdasarkan statistik yang dilansir situs UEFA, sepanjang Liga Champions musim ini Juventus baru kebobolan dua gol dari mulai fase grup hingga perempat final.

Itu membuat Juventus merupakan tim dengan pertahanan terbaik karena memiliki statistik kebobolan rata-rata 0,2 gol per pertandingan di Liga Champions musim ini.

Sebaliknya, lini serang yang bertumpu pada kuartet Gonzalo Higuain, Paulo Dybala, Mario Mandzukic, dan Juan Cuadrado itu telah mencetak 17 gol ke gawang lawan.

Namun, lini serang Monaco tak bisa diremehkan begitu saja. Tim asuhan Leonardo Jardim itu mampu menyingkirkan lawan yang tak mudah dari mulai fase grup hingga perempat final. Dua tim terberat tentu saja Manchester City dan Borussia Dortmund yang disingkirkan di babak 16 besar dan perempat final.

Bertumpu pada 'penyerang terbuang' Radamel Falcao dan 'Thierry Henry Baru', Kylian Mbappe, lini serang Monaco bisa dikatakan salah satu yang termaut di Liga Champions musim ini.

Total tim tersebut telah mencetak 21 gol ke gawang lawan. Hampir setengahnya dicetak pada babak perempat final. Tiga gol dicetak dalam setiap laga perempat final dan 16 besar Liga Champions musim ini.

Jumlah gol Monaco itu sejauh ini hanya kalah dari Real Madrid (31), Dortmund (28), Bayern Munich (27), dan Barcelona (26).

Jika dalam hal statistik membobol gawang lawan, Monaco lebih unggul dibandingkan Juventus. Monaco justru tertinggal dari Juve dalam hal bertahan. Monaco yang telah kebobolan 16 gol berada di urutan ke-16 dalam hal ketangguhan bertahan musim ini dengan catatan rata-rata 1,6 kali kebobolan per pertandingan.

Oleh karena itu, agak sulit menempatkan Monaco di atas dalam perbandingan dengan Juventus. Finalis liga Champions 2003/04 itu adalah kuda hitam pada musim ini.

Tapi, menghadapi pertahanan solid Juventus yang berujung salah satu kiper terbaik dunia, Gianluigi Buffon, menjadi misi 'mustahil' bagi Mbappe dan kawan-kawan untuk mencuri gol.

Buffon sendiri mengaku bersemangat untuk tampil di Liga Champions. Seakan ingin menebus kegagalan di final pada musim 2002/03 dan 2014/15, trofi Liga Champions, dan juga Piala Eropa, adalah trofi elite yang belum berada dalam daftar kejayaannya selama ini.

Buffon kenyang dengan trofi Serie A bersama Juventus dalam lima musim terakhir. Ia juga pernah merasakan trofi Piala Dunia 2006 bersama timnas Italia. Buffon pun pernah merasakan trofi Piala UEFA (sekarang bernama Liga Europa) bersama Parma di awal kariernya.

"Mereka muda-muda dan menunjukkan vitalitas yang membeludak ketika bermain, saya kira mereka pun antusias ketika bermain itu adalah hal yang berbahaya dari para 'pemuda lugu' tersebut," ucap Buffon mengenai ancaman skuat Monaco seperti dikutip dari ESPN FC.

Juventus dan Monaco pernah bertemu di semifinal Liga Champions. Saat itu pada musim 1997/98, Juventus lewat kiprah Alessandro Del Piero dan Zinedine Zidane mematahkan perlawanan Monaco.

Uniknya kala itu Monaco pun berisikan para pemain muda yang bakal naik daun dan salah satunya menjadi bintang Juventus yakni David Trezeguet dan juga Henry.

Selain itu, di perempat final Liga Champions 2014/15 kedua tim juga pernah bertemu. Saat itu Monaco tersingkir karena satu-satunya gol yang dicetak Juventus kala bermain pada leg pertama di Turin.

Kini bisakah peran skuat muda yang agresif Monaco bisa mematahkan misi mustahil untuk membobol lini pertahanan nan matang Juventus dan kembali membawa timnya ke final.

Lagi pula, tim yang berhak menang bukanlah mereka yang bagus bertahan, melainkan menyerang. Tak ada kata tidak bagi Jardim untuk menginstruksikan Joao Moutinho dan Bernardo Silva menopang lini serang sejak dini guna mencuri gol.

Monaco sendiri memiliki statistik bagus di Stade Louis II. Dari 15 laga terakhir, tim tersebut berhasil menang 13 kali di sana. Dan, Falcao yang merupakan penyerang terefektif di pentas Eropa saat ini, selalu mencetak gol untuk kemenangan Monaco tersebut.

 

Sumber: CNN Indonesia

(rr/DZ)