www.beningpost.com

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengingatkan kepada semua pihak bahwa pasar tradisional memiliki peran vital sebagai urat nadi ekonomi rakyat tidak boleh diamputasi atas dasar apapun juga.
 
“Kedaulatan ekonomi rakyat adalah sebuah jalan kemakmuran bagi bangsa dan negara ini,” kata Abdullah Mansuri, Ketua Umum DPP IKAPPI di hadapan peserta Rapat Pimpinan Nasional IKAPPI tahun 2017 di Jakarta pada akhir bulan lalu.
 
Dalam kesempatan ini, IKAPPI memgamgkat tema PASAR TRADISIONAL : MEWUJUDKAN KEDAULATAN EKONOMI RAKYAT DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL. Dan dihadiri oleh perwakilan IKAPPI di seluruh Indonesia. 34 Provinsi sudah menyatakan kehadirannya dalam agenda konsolidasi tahunan DPP IKAPPI ini.
 
Rapimnas kali ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan perwakilan tingkat Kabupaten/ Kota dan beberapa Unit Pasar sebagai struktur ujung tombak IKAPPI.
 
Dalam pidatonya, Abdullah Mansuri menyatakan, sistem ekonomi hari ini telah mewariskan struktur ekonomi yang sangat timpang di mana kelompok atas meskipun jumlahnya sedikit namun menguasai dan menikmati banyak surplus perekonomian nasional.
 
Hal yang berkebalikan menimpa kelompok ekonomi arus bawah yang secara jumlah dan nilai konstribusinya sangat banyak sekali bagi pembangunan ekonomi nasional namun mendapatkan ruang gerak yang sangat minim.
 
Dia menyebut, Undang undang dasar sejatinya mengamanatkan kemakmuran masyarakatlah yang menjadi arus utama dan bukan kemakmuran perorangan. Oleh sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
 
Atas dasar itu pula, IKAPPI ingin ekonomi rakyat menemukan kedaulatannya. Berdiri tegak dan kokoh sebagai pondasi ekonomi nasional. Dan sejarah telah membuktikan itu berulang kali.
 
"Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya si tiga warna. Selama masih ada ratap-tangis digubuk gubuk, belumlah pekerjaan kita selesai!...Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak banyaknya keringat" Pidato Presiden Sukarno, 17 Agustus 1950.
 
Dalam kaitannya dengan Ketahanan Pangan Nasional, DPP IKAPPI ingin mendorong terciptanya sistem ketahanan pangan nasional yang baik dan efektif dimana stabilitas harga pangan menjadi titik tekannya. Karenanya DPP IKAPPI memandang diperlukan sebuah sistem dan program yang terintegrasi secara nasional.
 
“Baik dari sektor hulu di desa sebagai pusat produksi pangan nasional hingga pasar tradisional sebagai pusat pemasaran hingga ke tangan konsumen,” paparnya.
 
Kenaikan harga pangan yang sangat signifikan pasti berdampak pada masyarakat, sambungnya, khususnya mereka yang berpendapatan menengah ke bawah.
 
“Kenaikan ini akan menggerus daya beli rakyat yang sudah sangat rendah, pendapatan rumah tangga miskin semakin merosot, sedangkan harga kebutuhan pokok terus meroket,” tegasnya.
 
Karenaya IKAPPI memandang penting agar Pemerintah menempatkan pasar tradisional sebagai bagian dalam menciptakan ketahanan pangan nasional dengan cara mendekatkan sentra produksi di desa dengan pasar tradisional.
 
“Dengan begitu, rantai distribusi dapat dipangkas dan celah bagi para oknum untuk mengganggu ketersedian stok pangan menjadi terminimalisir,” pungkasnya.
 
Dalam Rapimnas kali ini, IKAPPI juga menyoroti maraknya ritel modern yang melanggar aturan sehingga menggerus pendapatan pedagang pasar sepertinya akan menjadi salah satu poin yang akan kami bahas bersama.
 
Selain itu, yang juga menjadi sorotan adalah terkait masalah kebakaran, konflik dengan Pemda atau pihak pengembang dan kasus kasus penggusuran pasar juga mencuat untuk segera ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah.
 
(rr/Syam)