Ilustrasi | innovanewsroom.org

Cloudera, Inc. (NYSE: CLDR), penyedia platform terkemuka dan modern untuk machine learning, telah mengumumkan bahwa Inova Translational Medicine Institure (ITMI), lembaga penelitian medis terkemuka di dunia, telah menerapkan Cloudera Enterprise untuk secara aman menganalisis sejumlah besar data klinis dan genomik dengan tingkat kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya demi inovasi yang lebih cepat di bidang penelitian medis translational.

Sebagai bagian dari Inova Center for Personalized Health (ICPH), tim ITMI yang terdiri dari sekumpulan ilmuwan, peneliti, analis dan kolaborator terkemuka menggunakan algoritma machine learning pada sejumlah besar informasi klinis dan genomik (dalam hitungan terabyte) guna mengidentifikasi hubungan genetiknya pada banyak penyakit.

Mereka memperoleh temuan-temuan dari wawasan data dan melalui kerja sama dengan dokter yang bertanggung jawab, mengembangkan rencana perawatan yang terpersonalisasi untuk pasien. Pendekatan ini juga dikenal dengan sebutan pengobatan presisi (precision medicine) dan memiliki kekuatan untuk membantu pasien hidup lebih lama dan lebih sehat.

Genetika merupakan faktor dari sebagian besar penyebab utama kematian di Amerika Serikat, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes. DNA unik dari satu orang saja mengandung enam miliar bit informasi.

Lembaga penelitian Inova mengumpulkan data klinis dari ribuan pasien Inova yang lahir di lebih dari 110 negara. Memetakan kode DNA seseorang menjadi rangkaian genom membantu para ilmuwan dalam menentukan penyebab penyakit dan menemukan pengobatan yang transformatif.

Sebagai bagian dari proses ini, ITMI juga tengah menghimpun apa yang diharapkan akan menjadi salah satu database rangkaian genom terbesar di dunia yang terhubung dengan informasi pasien di suatu sistem layanan kesehatan.

Aaron Black, Chief Data Officer, ITMI, mengatakan, “Tantangan bagi para peneliti dan ilmuwan ITMI adalah dalam menganalisis sejumlah besar data mentah yang sangat rumit dengan lebih cepat dan efisien, serta menterjemahkan wawasan menjadi perawatan pasien yang praktis.

Black mengaku sekarang pihaknya dapat memperoleh jawaban dalam hitungan menit dan detik, serta dapat menemukan korelasi yang sebelumnya tidak dapat dilihat.

“Peneliti kami biasanya menghabiskan 80 persen waktu mereka untuk menyusun data-data (data wrangling) dan hanya menghabiskan sedikit waktu untuk menganalisis. Kami sedang dalam proses untuk memutarbalikkan hal tersebut," lanjutnya.

Kini, ITMI dapat mempercepat laju penemuan genomik dan secara dramatis mengubah cara mereka berinteraksi dengan tim peneliti.

"Kami meyakini hal ini dapat meningkatkan kemampuan kami dalam menyediakan perawatan yang tepat untuk pasien yang tepat, dan pada akhirnya meningkatkan hasil akhir. Apa yang telah dilakukan Cloudera adalah membuat semua ini menjadi mungkin dengan segera.” pungkasnya.

Platform Cloudera memudahkan ITMI untuk merampingkan analisis data genomik mereka untuk menghasilkan temuan-temuan. Analisis data genomik ini memungkinkan ilmuwan bioinformatika untuk mempelajari korelasi genomik dari orang-orang yang mengidap radang sendi, penyakit autoimun, atau kanker.

Di masa lalu, mengingat jumlah keseluruhan genom yang sangat besar, ITMI membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk menyelesaikan proses ini. Dengan menggunakan Cloudera, ITMI dapat mengerjakan analisis data end-to-end dalam kurun waktu satu minggu. Ke depannya, ITMI berharap dapat menyelesaikan analsis data ini dalam hitungan jam saja.

Bekerja sama dengan Cloudera, ITMI membangun sebuah infrastruktur bioinformatika kelas dunia untuk koleksi data genom milik Inova yang bertumbuh pesat yang dipasangkan dengan data-data klinis.

Infrastruktur ini dirancang untuk menyimpan dan memproses konvergensi data biologis ini, dengan tingkat kecepatan dan skala yang mumpuni, hingga seterusnya di masa depan.

(rr)