News | Metrotvnews.com

PT Indo Beras Unggul (PT IBU) diduga memanipulasi harga beras subsidi menjadi harga beras premium, Kamis (20/7) lalu.

Kala itu, penggerebekkan gudang beras milik PT IBU dilakukan oleh Satgas Pangan Bareskrim Polri di Jalan Rengas KM 60, Karangsambung, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat. 

Jo Tjong Seng, selaku Direktur PT IBU menyanggah tuduhan tersebut dan meminta agar masyarakat tak salah paham serta mengetahui persoalan sesungguhnya, Ahad (23/7) kemarin. 

Pria yang akrab disapa Asen ini menegaskan jika pihaknya tidak pernah mengubah beras subsidi menjadi premium dari segi harga.

"PT IBU membeli gabah itu langsung dari petani, dan dari mitra penggilingan lokal. Kami beli memang lebih tinggi dari harga pemerintah karena menghargai kerja keras para petani," ujar Asen, di Central Park Hotel Jakarta, Gelora, Jakarta Pusat.

Ia menyampaikan jika PT IBU tidak bisa menentukan harga beras di tingkat konsumen, karenanya mereka tak mungkin memanipulasi harga beras seperti yang dituduhkan.

"Kami hanya menentukan tingkat harga ke mitra bisnis. So, it's business to business, bukan business to consumen. Yang nentuin harga ke konsumen ya sudah mitra, kita sudah nggak ikut disitu," ujar Asen.

Asen juga menjelaskan jika harga Rp20.400 yang dianggap bermasalah itu memang harga jual di pasar untuk produknya (terlepas dari bukan perusahaannya yang menentukan harga).

Produk lain yang harganya di bawah itu juga masih banyak. Dengan kata lain, ia menjelaskan jika ia tidak memaksa konsumen untuk membeli produknya.

"Masih banyak pilihan lain. Tapi kan semua tergantung pilihan konsumen, mau beras yang seperti apa dan harga berapa," ujar Asen kepada Tribunnews.com.

Di sisi lain, Asen menyatakan pihaknya selalu memproduksi beras sesuai mutu Standard Nasional Indonesia (SNI).

(rr/HY)