Mengapa desa Cempaka dipilih? Desa ini mempunyai "seribu" wisata alam yang masih perawan dan memiliki pemandangan yang menakjubkan, sehingga para pengunjung jika sudah berada di desa ini serasa menikmati sensasi di negeri atas awan.
Jika ke Curug Cantel, misalnya, para pengunjung akan menikmati air terjun dengan ketinggian 65 meter lebih. Aliran airnya sangat deras dan cukup dingin. Sembari berendam di kolam yang sangat luas atau duduk-duduk di antara bebatuan raksasa, para pengunjung bisa menikmati sensasi hutan di sekelilingnya.
Selain ke Curug Cantel, pengunjung juga bisa menikmati telaga Cempaka. Telaga ini tentu saja memiliki keindahan alam yang sangat eksotis dan asri. Telaga yang cukup luas ini digunakan warga sekitar untuk keperluan sehari-hari serta berbagai sarana irigasi persawahan lainnya.
Pengunjung juga bisa berkebun ke Taman Sayur. Di tempat ini, pengunjung bisa menjadi "petani". Di desa Cempaka ini juga ada tempat outbond yang cukup luas, flying fox dengan beragam panjang lintasan mulai 60 meter hingga 200 meter melintasi kebun Sulaku, camping ground, wisata edukasi dan home stay.
Sikap perilaku masyarakatnya yang sopan dan ramah, papar lulusan S1 dan S2 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN), ini membuat desa Cempaka lebih cepat dikenal wisatawan dalam maupun luar negeri.
Mantan Camat Balapulang ini memang bertekad memajukan kabupaten yang mempunyai dua topografis berbeda -- sebelah utara merupakan dataran rendah pantai beriklim tropis dan sebelah selatan merupakan perbukitan lereng Gunung Slamet yang subur dan beriklim sejuk -- ini menjadi destinasi wisata dunia alias tak sebatas dikunjungi turis lokal, khususnya obyek wisata Guci dan Purwahamba Indah (Purin).
"Alasan ini masuk akal sebab jalan tol Jakarta - Pekalongan sudah rampung. Wisatawan dari Jakarta bisa menempuh ke kabupaten Tegal tak lebih dari empat jam perjalanan," kata bapak dari lima anak ini.
Beningpost | Oleh Mashudi Posted: 26/07/2017 12:15:00 WIB