"Saya sudah sampaikan, pertumbuhan itu bisa digoyang menjadi 6 persen sampai 7 persen. Begitu pertumbuhan 7 persen, maka subsidi akan turun," kata Budi Karya nya usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (31/7) kemarin.
Sekadar informasi, selain Budi Karya, rapat juga dihadiri Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam rapat ini, konsultan proyek ini, Price Waterhouse Coopers (PwC) memperesetasikan hasil kajiannya.
BKS --panggilan akrab Budi Karya Sumadi-- mengatakan, pemerintah akan berupaya mendorong keterlibatan swasta dalam LRT. Khususnya, dalam pengembangan transit orientied development (TOD) atau pengembangan properti yang terintegrasi dengan jaringan transportasi publik. Menurutnya, keterlibatan swasta akan membantu mengurangi beban operasional LRT.
"Kami harapkan dengan swasta itu juga bisa sharing, karena mereka akan mendapat manfaat dari aksesibilitas yang bagus dengan adanya LRT," tuturnya.
Selain itu, lanjut BKS, efisiensi juga bisa diperoleh dengan memperpanjang jalur LRT, tidak hanya sampai Cibubur tetapi sampai Bogor. Hal ini bila dilakukan bisa menambah jumlah penumpang.
Kepala Divisi LRT Ahmad Najib Tawangalun menuturkan, skema subsidi yang nanti diberikan berbeda dengan subsidi pemerintah kepada Kereta Rel Listrik (KRL). Menurutnya, subsidi nanti akan digunakan untuk menutupi biaya operasional LRT dalam setahun.
"Ini skemanya tidak seperti KRL. Bukan subsidi tiket, bukan potongan tiket. Jadi dalam hal ini, kebutuhan operasionalnya dikali sekian rupiah, dan pendapatannya sekian rupiah, jadi selisih itulah yang ditutup. Semakin banyak penumpang, semakin turun subsidinya. Kalau KRL kan semakin banyak penumpang maka subsidi yang dibutuhkan makin besar," kata Najib seperti dikuti dari Rmol.
Dengan proyeksi pertumbuhan penumpang yang lebih baik, lanjut Najib, tingkat keekonomian proyek bisa lebih baik.
Sekadar informasi, proyek LRT ini sedang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan akan dioperatori oleh KAI sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017. Adapun, total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini tercatat Rp 21,7 triliun.
BKS mengungkapkan, ada dua bank yang tertarik ikut membiayai proyek LRT Jabodebek. Yakni, PT bank Centeral Asia Tbk dan PT bank CIMB Niaga Tbk. "Tadi saya dapat informasi dari Dirut Bank Mandiri, kalau nggak salah BCA dan CIMB, sudah mau," ungkap BKS.
(rr/HY)
Beningpost | Oleh Harun Yunus Posted: 01/08/2017 14:15:00 WIB