INTELIJEN

Penggunaan dana haji untuk pembangunan infrastruktur terus mendapat kecaman dari masyarakat, terutama umat Islam. Keinginan untuk menggunakan dana milik umat itu semakin menunjukkan negeri ini diancam kebangkrutan, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jebol. Padahal selama 2,5 tahun pemerintahan Joko Widodo sudah mendapat utangan Rp1.062 triliun.

"Sudah bangkrut kah negara ini? Sampai-sampai untuk membiayai infrastruktur saja mesti pakai dana haji milik umat. APBN sudah jebol, kah? Apalagi pemerintah kan baru dapat utangan seribu triliun lebih, masa tidak cukup juga untuk infrastruktur?," kata Dosen Metodologi Studi Islam, STAI Bani Saleh, Jakarta, Andriyansyah, M.Pd.I kepada Harian Terbit, Rabu (2/8).

Menurut Andriyansyah, dana haji itu dari umat Islam dan untuk umat Islam, sehingga penggunaannya bukan untuk kepentingan yang lain.

Apalagi sesuai Pasal 26 UU Pengelolaan Keuangan Haji, lanjut Andriansyah, maka dana haji difokuskan untuk kepentingan jamaah haji. Seperti untuk membangun infrastrukur haji di tanah suci, membangun hotel bagi jemaah haji, transportasi darat, rumah sakit, dan lainnya.

Oleh karena itu sangat aneh infrastuktur untuk jamaah haji belum memadai tapi dana haji digunakan untuk infrastruktur umum di dalam negeri​.

"Saat ini masih banyak keperluan haji yang belum memadai di tanah suci seperti pemondokan untuk warga negara Indonesia karena di sana masih kontrak. Beda dengan Malaysia yang sudah membeli langsung kepada pemerintah Arab Saudi untuk menservice jamaahnya agar perjalanan hajinya nyaman. Itu mesti dipertimbangkan kepada pemerintah Indonesia," paparnya.

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin juga menyebut, saat ini negara sedang tidak ada uang lagi. Sehingga membuat pemerintah panik dan menggunakan dana haji untuk membangun infrastruktur.  

"Saking paniknya dana haji akan dipakai untuk pembangunan infrastruktur," paparnya. 

Menurutnya, dana haji harus digunakan untuk membangun infrastruktur haji seperti membangun hotel atau apartemen di dekat Masjid Al Haram Makkah atau Masjid Nabawi Madinah. Bukan malah didugakan untuk membangun infrastruktur di dalam negeri.  

 

(rr/HY)