www.beningpost.com

Genap 10 tahun Jakarta Fashion Week (JFW), pekan mode utama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara menjanjikan dalam penyelenggaraan tahun ini akan lebih istimewa.

Momen yang ditunggu-tunggu para pecinta fashion yang telah masuk dalam agenda tahunan fashion internasional, dimana pada tahun ini kembali akan digelar pada tanggal 21-27 Oktober 2017 mendatang di Senayan City, Jakarta dengan mengusung tema “Bhinneka dan Berkarya”.

“Penyelenggaraan tahun ini terasa semakin istimewa, karena telah genap 10 tahun JFW menapakkan kaki sebagai platform penggerak industry mode Indonesia,” kata Lenni Tedja, Direktur JFW kepada BeningPost.com usai jumpa pers, Kamis (28/9) di Senayan City Jakarta.

Menurut Lenni, JFW berkomitmen membawa desainer-desainer Indonesia-khususnya yang tergabung dalam program inkubasi Indonesia Fashion Forward- ke kancah mode internasional.

Dia juga menjelaskan langkah JFW dari tahun ke tahun merupakan kerja nyata memantapkan posisi Jakarta dan Indonesia sebagai pusat geliat fashion yang patut diperhitungkan di mata dunia.

“Hal ini bisa dilihat dari hasil karya desainer Indonesia sebagai pusat geliat fashion yang patut diperhitungkan di mata dunia,” paparnya.

Keberhasilan ini tak terlepas dari berbagai kolaborasi yang telah dijalin oleh JFW setiap tahun dengan para mitra internasional, tak hanya di kawasan Asia Pasifik, melainkan telah meluas hingga ke Eropa.

Lewat kemitraan-kemitraan tersebut, JFW menggelar aneka program pengembangan kapasitas desainer Indonesia, dan membawa mereka memasuki pasar Internasional.

Sebut saja collaborative collection antara Bateeq, sambungnya, yang juga tergabung dalam Indonesia Fashion Forward dengan Suzuki Takayuki dari Jepang, di JFW 2016 dan 2017.

Selain itu, ada juga kolaborasi antara Norma Hauri dan Restu Anggraini dengan dua perusahaan tekstil asal Jepang, yaitu UTIC dan Toray Industries.

Tak hanya dari segi kreativitas, kejelian para desainer dalam berbisnis juga terus diasah dan diuji, salah satunya melalui kolaborasi bernama FashionLab antara JFW bersama Galeries Lafayette, yang berlokasi di Pacific Place, Jakarta, pertengahan tahun ini.

Prestasi yang telah dicapi oleh para perancang Indonesia sangatlah membanggakan, dan apresiasi dari berbagai belahan dunia pun terus mengalir.

“Semua peraihan ini tak terlepas dari kualitas program yang bergulir, diikuti kesungguhan kerja berbagai pihak yang terlibat di JFW,” pungkas Lenni.

Ditambahkannya, langkah JFW yang semkin mantap di tahun ke-10 penyelenggaraan ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan partner bisnis, salah satunya adalah Senayan City.

Dan untuk kali ke-5, Senayan City kembali menjadi tempat penyelenggaraan pekan mode terbesar di Asia Tenggara, JFW 2018.

Veri Y. Setiadi selaku CEO Senayan City mengatakan JFW 2018 sebelumnya telah dimulai di Senayan City dengan hadirnya pop-up store Fashionlink X #BLACKVNUE di lantai 1, yang merupakan kolaborasi antara Senayan City dan JFW, yang berisikan koleksi ready to wear dan aksesori dari 29 desainer dan label lokal Indonesia. 

Pada JFW 2018 tahun ini, lebih dari 200 desainer Indonesia dan mancanegara, termasuk para desainer Australia, Swedia, India, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris pun telah bersiap-siap untuk menampilkan koleksi terbaik mereka di ajang bergengsi yang akan menjadi arahan fashion Indonesia di tahun 2018, serta mendapatkan sorotan public internasional.

(rr/Syam)