www.beningpost.com

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 3 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2017, atau tumbuh 21% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga bersih (net interest income) akibat dari proses transformasi yang sedang berlanjut, pengelolaan biaya operasional yang baik, dan biaya kredit (cost of credit) yang lebih rendah.

“Danamon terus mencatat pertumbuhan laba seiring dengan strategi kami untuk mengoptimalkan operasional dan diversifikasi sumber pendapatan sesuai dengan rencana,” kata Vera Eve Lim, Chief Financial Officer dan Direktur, Danamon dalam siaran persnya kepada BeningPost.com, Rabu (1/11).

Vera menjelaskan, kualitas aset kami menunjukkan peningkatan signifikan yang ditandai oleh penurunan biaya kredit. Pada saat yang sama, biaya dana atau cost of fund terus menurun sejalan dengan pembenahan pada pendanaan dan peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular.

Danamon membukukan pertumbuhan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Enterprise dan Mortgage. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10% menjadi Rp 27,5 triliun. Portofolio Enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 7% menjadi Rp 35,7 triliun. Sementara kredit Mortgage tumbuh 31% menjadi Rp 5,4 triliun.

Rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada 93,8%, likuiditas terkelola dengan baik. Pada saat yang sama, giro dan tabungan (CASA) naik 5% menjadi Rp 47,8 triliun.

Sedangkan rasio CASA tumbuh menjadi 47,5% dari 43,9% pada setahun sebelumnya. Deposito menurun 9% menjadi Rp 52,7 triliun melalui pelepasan dana mahal. 

Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank dikelompoknya. CAR konsolidasian berada pada posisi 22,3%, sementara CAR bank only berada pada 23,8%.

(rr/Syam)