www.beningpost.com

Supermarket finansial Asia, GoBear, mengumumkan pendanaan sebesar 80 juta dolar AS yang sudah dikeluarkan hingga saat ini.

Dana tersebut untuk mendorong pertumbuhan melalui peningkatan produk dan teknologi, memperluas jaringan mitranya, dan mengisi peran-peran penting.

Suntikan dana ini dikucurkan oleh Walvis Participaties, perusahaan modal ventura asal Belanda, dan Aegon N.V, penyedia layanan keuangan terkemuka.

GoBear adalah supermarket finansial yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan keuangan Asia dengan menghadirkan literasi keuangan, inklusi keuangan, dan keamanan finansial untuk semua orang. GoBear telah melayani lebih dari 40 juta pengguna di Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Mitra-mitra GoBear adalah lembaga keuangan, bank, dan penyedia asuransi terkemuka seperti Allianz Worldwide Partners, Citibank, FWD Insurance dan Standard Chartered Bank.

Adrian Chng, CEO GoBear mengatakan, putaran pendanaan terbaru ini akan diinvestasikan ke area prioritas kami seperti produk, teknologi, manajemen senior, dan kemampuan teknis.

“Kami juga sangat tertarik untuk bermitra dan/atau berinvestasi pada perusahaan-perusahaan teknologi lain yang telah mengembangkan teknologi-teknologi baru dan menarik guna meningkatkan ekosistem dan kemampuan kami dalam meningkatkan kesehatan keuangan masyarakat,” jelas Adrian.

Ditambahkannya, area-area spesifik diantaranya adalah solusi orientasi dan pemenuhan pelanggan, manajemen keuangan pribadi, penilaian kredit alternatif, pendidikan finansial, dan platform investasi.”

Dia mengakui, peluang di wilayah Asia didorong oleh beberapa perkembangan besar yang saling terkait: pertumbuhan ekonomi yang mengalahkan dunia, urbanisasi yang pesat, kelas menengah yang bertumbuh cepat dan terus bergerak (mobile). Ekonomi digital di Asia sendiri diproyeksikan akan mencapai 270 miliar dollar Singapura pada tahun 2025.

Di saat yang sama, banyak produk dan layanan konsumen tetap tidak relevan dengan generasi mobile ini, dan transaksi tunai adalah hal yang biasa.

Prevalensi ekonomi berbasis uang tunai membatasi akses keuangan konsumen karena tanpa profil keuangan pribadi, lembaga keuangan tidak dapat menilai dan menentukan risiko pelanggan, serta mengevaluasi kesesuaian produk.

“Kami ingin konsumen membuat pilihan yang tepat akan produk-produk keuangan pribadi, termasuk asuransi, pinjaman, dan kartu kredit, dengan cara yang sederhana dan transparan. Produk, teknologi, dan mitra keuangan kami memungkinkan pengguna untuk mencari produk keuangan, dan menemukan yang paling cocok dengan tujuan pribadi mereka,” ujar Tris Rasika, Country Director, GoBear Indonesia.

GoBear Indonesia menjalin kemitraan yang kuat dengan lembaga-lembaga keuangan terkemuka, seperti Standard Chartered Bank, Bank Amar (Tunaiku) dan layanan asuransi Futuready. GoBear Indonesia terus memperluas kemitraannya dengan berbagai bank, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan.

Pasar Indonesia menghadirkan peluang ekspansi yang unik bagi GoBear Indonesia. Dengan populasi sebanyak 260 juta orang, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, dan diperkirakan akan memiliki 215 juta pengguna internet pada tahun 2020, menurut laporan gabungan Google-Temasek.

Dengan lebih dari 95 juta orang dewasa Indonesia yang belum memiliki rekening bank, GoBear Indonesia memberdayakan masyarakat Indonesia untuk membuat keputusan keuangan yang tepat dan sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

(rr)