www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada  Juli 2021 di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Ragam Penipuan di Dunia Daring”.

Program kali ini menghadirkan 774 peserta dari berbagai kalangan dan empat narasumber yang terdiri dari Dewi S. Sari selaku Kepala Eksekutif Sekretariat Mafindo, Zilqiah Angraini selaku narablog dan konten kreator, Jumadil Nangi selaku dosen Informatika Universitas Halu Oleo, dan Canny Franky Watae selaku Direktur Prisma Komunika.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Shinta Ardan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Dewi S. Sari menuturkan bahwa prinsip utama dalam bertransaksi daring adalah kepercayaan, namun kepercayaan tersebut dapat menimbulkan masalah baru, yaitu penipuan. Oleh karena itu, diberlakukan layanan rekening bersama.

"Bijaklah dalam menggunakan aplikasi digital, baik berjualan maupun membeli. Jangan lupakan nilai-nilai baik dalam hidup kita,” pesan Dewi.

Berikutnya, Zilqiah Angraini mengatakan bahwa aturan dalam bertransaksi dibuat agar kedua belah pihak sama-sama enak dan nyaman.

"Digitalisasi dan inovasi tidak datang sendiri. Mereka datang dengan risiko yang perlu dimitigasi,” terangnya.

Sebagai pemateri ketiga, Jumadil Nangi menyatakan, pembagian uang elektronik terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan ruang lingkup, media penyimpanan, dan pencatatan data identitas pengguna. Adapun keuntungan dari bertransaksi digital, di antaranya aman, nyaman, cepat, serta dilengkapi banyak fitur menarik. “Selalu periksa nomor rekening penjual sebelum melakukan transfer,” pesannya. 

Adapun Canny Franky Watae, Menjelaskan tipe-tipe penipuan yang terbagi menjadi empat, yaitu memanfaatkan data pribadi, rekayasa sosial, meniru situs asli, serta menggunakan modus rekrutmen.

“Data pribadi tersebut dapat berasal dari isian formulir kegiatan, buku tamu di tempat umum, maupun data perangkat keras yang diduplikasi saat memperbaiki komputer atau telepon genggam. Salah satu cara menjaga data pribadi adalah dengan tidak sembarangan membagikannya,” ujarnya. 

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satu peserta, Rahma, bertanya mengenai siapakah yang salah apabila barang lama sampai ke tujuan.

Dewi menanggapi, hal tersebut dapat bergantung pada jenis ekspedisi yang dipilih dan jarak antara pembeli dengan penjual.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.