www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 17 Juli 2021 di Takalar, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Mengenal Aplikasi Percakapan”.

Program kali ini menghadirkan 943 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Andi Mauraga selaku Co-Founder Frodigi Digital Agencies, Leonard C. Epafras selaku dosen dan peneliti UKDW & ICRS, Gus Aan Anshori selaku aktivis kebhinekaan, dan Siti Nurhikma Maulida selaku dosen Politeknik STIA LAN Makassar.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Linda. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Andi Mauraga menuturkan beberapa aplikasi percakapan yang populer di Indonesia, diantaranya Whatsapp, Facebook Messenger, Telegram, dan Line. Kemudian, pemaparan dilanjutkan dengan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing aplikasi percakapan tersebut.

Andi berpesan, “Apabila menginstall aplikasi, maka jangan hanya menginstall saja, jangan lupa baca privacy statement sehingga teman-teman aware mengenai data apa saja yang dibagikan kepada orang lain”.

Berikutnya, Leonard C. Epafras menyampaikan fakta bahwa perusahaan penyedia media sosial lebih tahu tentang diri Anda dari pada orang lain. 

Leo juga membagikan catatan-catatan mengenai etika yang perlu kita pahami seperti menahan diri untuk tidak menilai seseorang sebelum informasinya lengkap; menghindari stereotip; membatasi berbagi informasi mengenai data pribadi; menghindari SARA, penghinaan fisik, dan sebagainya; menyaring sebelum membagikan; berhati-hati dalam membagikan foto yang terbuka; memperhatikan UU ITE dan panduan komunitas; menghindari sikap emosional; menjadi penengah informasi; dan menyampaikan  informasi dengan asyik. 

Gus Aan Anshori menggarisbawahi apabila media sosial dapat menjadi ‘gold and glory’, di mana pengikut adalah indikator utama pengakuan publik atas individu di media sosial dan semakin banyak pengikut maka semakin besar ia diyakini mampu mengubah keadaan.

"Indeks literasi digital justru berbanding terbalik dengan beberapa hal yang diharapkan. Semakin tinggi literasi digital seseorang, semakin rendah kecenderungan berkebiasaan positif dalam mencerna berita daring serta semakin rendah kecenderungan untuk tidak menyebarkan hoaks”, ujar Aan sembari mengutip kalimat berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kominfo.  

Adapun Siti Nurhikma Maulida menjelaskan mengenai tahapan pengenalan internet berdasarkan usia, dimulai dari usia 2-4 tahun hingga usia 10-12 tahun. Selanjutnya, Hikma membagikan aturan cara menggunakan internet seperti memberi batasan fitur apa saja yang boleh diakses dan waktu penggunaan internet. 

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Sementara itu, salah satu peserta, Aini Yunita, bertanya mengenai cara menggunakan bahasa yang tepat di media sosial. Menurut Leo, diri kitalah yang menjadi kontrol untuk beretika karena apabila berada di kalangan sendiri, maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)