www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” kali ini mengadakan webinar dengan tema “Menjadi Pendidik yang Cerdas dan Cakap Digital” yang dilaksanakan secara virtual pada 2 September 2021 di Pinrang, Sulawesi Selatan.

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Program kali ini menghadirkan 652 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Komisioner KPAI, Retno Listyarti; Leader Google for Education, Akmal Hasan; Pegiat Literasi dan Pendidikan Keluarga, Harnita Rahman; dan Pelatih Pendidikan Keluarga @KeluargaKita, Tiara Erlita.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Erna Virnia. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan video Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Retno Listyarti menuturkan, di awal pandemi Covid-19, banyak guru yang tidak melek digital terkaget-kaget ketika harus menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ketidakmampuan guru mengelola PJJ terlihat dari 251 pengaduan ke KPAI terkait keluhan anak yang tidak tahan dengan tugas dari guru.

“Agar pembelajaran menarik, guru harus berinovasi dan sekolah harus mendukung guru dalam berinovasi. Para guru difasilitasi sekolah untuk belajar bersama membuat modul PJJ,” ujarnya. 

Berikutnya, Tiara Erlita menyarankan orang tua untuk mempraktikkan dan mencontohkan penerapan etika digital atau netiket sehingga anak akan mengikuti.

“Ketika anak-anak sudah memahami netiket, mereka akan lebih peka terhadap konten digital dan lebih menghargai interaksi di dunia digital. Kedua hal ini meminimalkan risiko anak terlibat dalam perundungan siber,” tuturnya. 

Menurut Harnita Rahman, ada empat hal utama yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru dalam menciptakan ruang belajar yang menyenangkan, yakni memperhatikan kebutuhan siswa, menyederhanakan capaian pembelajaran, menghapus standar penilaian yang kaku, dan pembelajaran berbasis project.

“Contoh, jika anak suka menggambar, tema belajar bisa diarahkan, misalnya anak diminta membuat komik,” ujarnya.  

Sementara Akmal Hasan mengingatkan agar hati-hati mengambil gambar atau identitas seseorang. Pasalnya, tidak semua orang senang gambar dirinya, gambar propertinya atau data identitasnya diambil, apalagi setelah itu disebarkan.

“Contohnya, kita foto bareng dengan seseorang lalu fotonya kita unggah, pastikan dulu orang itu tidak keberatan,” tandasnya.  

“Selama pandemi, anak jadi kurang bersosialisasi dengan sebayanya. Bagaimana peran orangtua agar anak cepat bersosialisasi saat pandemi usai?” tanya Putri Waskito, salah satu peserta kegiatan Literasi Digital.

Tiara Erlita mengatakan, ciptakan lingkungan rumah yang nyaman, di mana anak bisa berinteraksi dan bermain dengan orangtuanya.

“Manfaatkan juga kecanggihan teknologi untuk menstimulasi kemampuan sosialisasi anak, misalnya melakukan group video call,” tuturnya.  

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun media sosial @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)