www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 15 September 2021 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital”.

Webinar yang dipandu oleh Debi Glen Firmansyah sebagai moderator ini dihadiri oleh 663 peserta dengan menghadirkan empat orang narasumber, yaitu Guru Besar Tetap Universitas Halu Oleo Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Prof Aris Badara; Direktur LBH Pers Manado, Ferley Kaparang; pemengaruh, Lois Merry Tangel; serta Presidium Hoax Crisis Center Borneo, Reinardo Sinaga.

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta. 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Aris Badara sebagai pemateri pertama tampil membawakan tema “Digital Skill & Digital Online”.

Menurut Aris, digitalisasi menimbulkan variasi baru dalam bahasa, mulai dari bentuk zeroisasi, penambahan grafi, akronim, hingga penyingkatan reduplikasi yang bentuk dan polanya tidak dikenal dalam sistem Bahasa Indonesia. Akibatnya, hal tersebut dapat mengancam perkembangan kosa kata dan etika berbahasa.

"Digitalisasi harusnya memberi dampak positif untuk membawa Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, tetapi kita harus bersatu dalam penggunaan bahasa secara baik," katanya. 

Selanjutnya, Ferley Kaparang mengatakan, ujaran kebencian merupakan ucapan atau tulisan untuk tujuan menyebarkan dan menyulut kebencian sebuah kelompok kepada kelompok lain yang berbeda ras, agama, keyakinan, gender, kecacatan, atau orientasi seksual. Ujaran ini dapat berupa provokasi, hasutan, ataupun hinaan. "Hati-hati dengan judul konten berita yang provokatif," pesannya.  

Pemateri ketiga, Lois Merry Tangel menyatakan, pandemi membuat masyarakat lebih sering menyisihkan waktu untuk beraktivitas di dunia maya. Namun, kita perlu mewaspadai konten dan informasi negatif seperti ujaran kebencian, hoaks, akun-akun palsu, atau hal-hal yang memicu perpecahan lainnya.

"Kesalahan yang dilakukan terus menerus akhirnya menjadi  sebuah kebenaran. Bukan tidak mungkin nantinya hoaks atau komentar negatif dianggap sebagai hal yang wajar," tuturnya.  

Adapun Reinardo Sinaga mengatakan, pembajakan surel dan akun media sosial kerap terjadi di dunia maya. Untuk menghindarinya: aktifkan verifikasi dua langkah, perkuat kata sandi, serta kurangi risiko jejak digital.

"Keamanan digital bukan soal perangkat, tetapi tentang memahami ancaman yang dihadapi dan cara menghadapinya," jelas dia. 

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memenangkan hadiah dari panitia berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. 

Salah seorang peserta, Grata Manatap Sinaga, bertanya tentang fenomena banyaknya anak-anak dan remaja yang berbahasa kurang baik di media sosial. Aris Badara mengatakan bahwa orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anaknya. Sehingga, perlu bekal bagi orangtua dengan memperkuat literasi cara mendidik di era digital, berkomunikasi, dan berbahasa yang baik.

“Selain itu, guru dan pihak sekolah juga harus turut serta membimbing anak agar bisa beretika dan berbahasa secara baik,” pesannya.  

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)