www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 15 September 2021 di Wajo, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Stop di Kamu! Lawan Pelecehan Seksual di Media Digital”.

Program kali ini dimoderatori oleh Rachman Pratama dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu peneliti dan penulis buku, Hairil Amri; pemengaruh dan finalis 10 besar Putri Indonesia 2019, Wa Ode Amelia Nadine; dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC dan anggota Japelidi, Ardian Setio Utomo; serta dosen Hukum UMI Makassar, M. Fachri Said.

Sebanyak 875 peserta mengikuti webinar yang kembali digelar di Wajo secara gratis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Pemateri pertama, Hairil Amri menyebut, cakap digital tak sekadar mahir menggunakan perangkat digital, tetapi juga menginternalisasi norma sosial dan menerapkannya di dunia maya. Dia juga membagikan tips berinternet secara sehat, aman dan kreatif.

“Tetapkan tujuan, gunakan internet untuk mengembangkan potensi, hindari konten pornografi, dan berpikir sebelum mengirim,” pesannya.

Berikutnya, Wa Ode Amelia Nadine menjelaskan tentang pelecehan seksual, jenis-jenisnya (verbal, nonverbal, fisik), berkembangnya pelecehan seksual daring, dan cara menghindarinya.

The world needs your voice. Korban pelecehan seksual harus berani speak up, karena kita wanita kuat dan dilindungi hukum. Kita bisa saling membantu dengan speak up,” katanya.

Sebagai pemateri ketiga, Ardian Setio Utomo mengawali paparannya dengan definisi budaya digital dan etis bermedia digital. Selanjutnya, dia menggambarkan budaya bermedia digital serta penguatan karakter dalam digitalisasi.

Adapun pemateri terakhir, Fachri Said menjelaskan tentang perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual, KUHP, UU ITE, dan UU Pornografi. Menurut dia, budaya turut mempengaruhi respons masyarakat terhadap korban pelecehan seksual.

“Salah satu strategi melaporkan pelecehan seksual adalah memperkuat mental,” kata dia.

Selanjutnya, moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Tampak antusiasme peserta dalam mengajukan beragam pertanyaan menarik kepada para narasumber. 

“Sebagai orangtua, bagaimana cara kita memfilter konten negatif dan positif di akun media sosial anak agar terhindar dari pelecehan seksual? Apa yang harus kita lakukan?” tanya Juli Lastari, salah seorang peserta webinar.

Hairil Amri menyarankan agar orangtua mengontrol penggunaan gawai anak. Salah satunya adalah dengan memeriksa riwayat penggunaannya.

“Kedua, orangtua harus bisa mendekati anak agar mereka mau terbuka, termasuk apa yang mereka kerjakan di media sosial,” imbuhnya. 

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)