www.beningpost.com

Untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 berlangsung, pemerintah melonggarkan aturan mudik, yang kemudian disambut gembira oleh masyarakat. Banyak dari mereka yang sudah lama tidak bertemu dengan keluarga karena pembatasan kegiatan masyarakat dan pembatasan aturan bepergian pun memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Jumlah pemudik tahun 2022 diperkirakan sama dengan prediksi Balitbang melalui survey yang dilakukan, yaitu sebanyak kurang lebih 85 juta orang. Animo masyarakat yang tinggi tersebut menjadi tantangan bagi semua orang untuk tetap menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

“Kami selalu menekankan agar protokol kesehatan dijalankan dengan baik, sehingga diharapkan tidak terjadi kenaikan kasus usai masa mudik. Harapannya pula, kegiatan mudik tahun ini menjadi awal dari kebangkitan ekonomi dan juga menjadi tanda dimulainya masa endemi,” ujar Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi.

Momentum Lebaran pun menjadi momentum kebangkitan UMKM di daerah-daerah dengan banyaknya masyarakat kota yang mengunjungi pedesaan. Liburan Idul Fitri tahun ini diharapkan dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.

Fenomena Gelombang Urbanisasi Pasca Lebaran

Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari pasca libur Lebaran adalah fenomena gelombang urbanisasi yang akan kembali terjadi di kota-kota besar tahun ini. Para pengamat sosial memprediksi Jakarta masih menjadi incaran orang-orang yang mencari kerja dan ingin mengubah nasibnya pasca Lebaran.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berusaha mencegah urbanisasi pasca Lebaran dengan mengubah mindset masyarakat, terutama generasi milenial dengan berbagai program digitalisasi. Antara lain petani millennial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lainnya. Program tersebut kemudian melahirkan pemikiran baru bahwa meskipun tinggal di desa, mereka juga bisa mendapatkan rezeki sebanyak di kota.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memaparkan bahwa digitalisasi juga bisa memudahkan pelaku UMKM desa untuk mengais rezeki tanpa harus pergi ke kota meski masa libur Lebaran sudah usai.

“Digitalisasi amat penting dimanfaatkan demi menekan arus urbanisasi dan meningkatkan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca Lebaran,” ujarnya.

Tugas bagi pemerintah desa dan pemerintah pusat adalah untuk mengatasi masalah jaringan internet di pedesaan agar digitalisasi bisa lebih lancar. Selain itu, masyarakat pedesaan tentunya akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan pengetahuan terkait teknologi dari pemerintah maupun pihak swasta yang bisa memberikan edukasi.

Pemahaman Digitalisasi Sangat Dibutuhkan

Pandemi Covid-19 telah mendorong banyak pelaku UMKM di berbagai wilayah di Indonesia untuk bertransformasi ke platform digital, baik melalui media sosial, messenger, maupun marketplace. Omzet yang didapatkan UMKM yang bergabung ke platform digital pun meningkat hingga 80%.

Dimas Gandhi Purba Diwantara. Digital Marketing Specialist Niagahoster, mengatakan, dengan pengguna internet yang diperkirakan menyentuh angka 239 juta pada tahun 2026, masyarakat yang belum melakukan digitalisasi harus segera memanfaatkan peluang tersebut.

Pemahaman dan edukasi tentang hal-hal teknis mengenai digitalisasi pun harus diberikan pada masyarakat untuk mengubah mindset bahwa di mana pun mereka berada, mereka juga bisa sukses seperti berada di ibukota.

Dengan program edukasi dan pembinaan yang baik, digitalisasi akan dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.

(rr/Syam)