Foto: ACT | beningpost.com

Pemerintah Republik Indonesia mengapresiasi dan mendukung Program Kapal Kemanusiaan yang diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Hal itu terungkap dalam pertemuan ACT dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (10/4).

ACT mendapat sambutan hangat dari JK terhadap kampanye Kapal Kemanusiaan guna mengentaskan kelaparan di daratan Afrika. Wapres sepakat, Indonesia harus tampil sebagai bangsa penolong.

“Kita bangsa tangan di atas, bukan di bawah. Langkah ACT perlu memperoleh dukungan,” ujarnya.

Wapres pun menyampaikan pandangannya seputar kerja kemanusiaan. Pertama, perkuat manajemen logistik. Hal ini menentukan efisiensi dan efektivitas penyaluran bantuan. Kedua, libatkan sinergi antarbangsa dalam mengatasi persoalan bangsa lain. Ketiga, kerja kemanusiaan berada di atas persoalan politik.

“Di atas semua itu, kerja kemanusiaan ini menuntut kepercayaan publik. Pengiriman bantuan, perlu dipaparkan luas. Bahwa ACT benar-benar menunaikan amanah. Sebetulnya, akan lebih bagus kalau tak hanya seremoni pengiriman bantuan yang disebarluaskan, tapi penerimaan bantuan yang kalian bawa benar-benar sampai di tangan yang dituju. Itu lebih menguatkan kepercayaan masyarakat,” paparnya.

Di sela uraiannya, Wapres juga menegaskan, Indonesia sejatinya adalah bangsa yang sangat diharap berperan penting di ranah kemanusiaan. “Sudah saatnya kita meneguhkan peran itu. Peran menjadi penolong, tangan di atas bukan peminta yang tangannya di bawah,” jelas JK.

Tentang dukungan atas Kapal Kemanusiaan, JK ‘membocorkan’ rencana pemerintah Indonesia dalam waktu dekat terkait Somalia. Kalau ACT dalam pelayaran perdana bulan April ini siap mengirim seribu ton pertama dari total 25 ribu ton yang ditargetkan, Pemerintah berkomitmen membantu lima ribu ton untuk Somalia.

Dalam pertemuan itu juga, Ahyudin selaku Presiden ACT menjelaskan tentang pilihan bantuan yang berfokus pada satu bentuk saja, yakni beras. “Mengapa beras? Karena beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Kita bantu bangsa lain yang lapar, dengan apa yang kita makan sehari-hari. Tidak semua rakyat Indonesia adalah petani atau penghasil beras, tapi setiap rumah di Indonesia rasanya pasti punya beras. Semua orang punya kesempatan untuk berkontribusi,” kata Ahyudin.

Jika urusan perizinan dan surat-surat ekspor beras sebagai barang bantuan tuntas diselesaikan, secepatnya ACT akan memberangkatkan Kapal Kemanusiaan tahap pertama di pekan ketiga April.

“Perkiraan paling cepat tanggal 23 April, atau paling lambat di tanggal 30 April. Dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sampai Mogadishu Somalia. InsyaAllah Wapres Jusuf Kalla berkenan melepas bantuan perdana ini,” pungkas Ahyudin.

(rr)