www.beningpost.com

Menurut data dari e-marketer, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengeluaran terbesar dalam belanja iklan mobile yakni $US743 di tahun 2017 dan akan berlipat di tahun 2018 sebesar $US1486.

Berdasarkan hal diatas, tentunya pasar membutuhkan mitra global terpercaya yang memberikan kualitas dan transparansi layanan. AppLift sebagai pemimpin perusahaan teknologi iklan mobile terkemuka sedang mempersiapkan ekspansi bisnisnya ke Indonesia, di mana untuk mendorong pertumbuhan pengiklan mobile dengan menghubungkan produk mereka ke audiens yang tepat melalui teknologi, data dan layanan.

AppLift diklaim telah membuktikan rekam jejak yang bekerja dengan pengiklan top dunia melalui produk andalan mereka, Datalift 360.

Jun Lim, Vice President Korea  & South East Asia AppLift bersama Romi Yandika, Business Development Manager South East Asia AppLift menegaskan rencana ekspansi AppLift di pasar Indonesia pada acara Media Briefing di Jakarta, 26 September 2017.

AppLift adalah perusahaan teknologi mobile Ad terkemuka yang mendorong pertumbuhan pemasang iklan mobile dengan menghubungkan produk mereka ke audience yang tepat melalui teknologi, data dan layanan. Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pembelanjaan yang tinggi di dunia di mana tahun 2017 nilai belanja iklan mobile mencapai US$ 743 juta dan meningkat menjadi US$ 1,487 juta di tahun 2018.

“Kami menawarkan DataLift 360, sebuah platform terpadu untuk menawarkan satu akses ke semua saluran pasokan mobile kepada para pengiklan, dan mendukung pengiklan di keseluruhan siklus iklan aplikasi,” ujar Jun Lim, Vice President Korea  & South East Asia, AppLift kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/9).

Sementara itu, Romi Yandika, Business Development Manager, AppLift, SEA., mengatakan, “Pada dasarnya, advertising technology itu sebetulnya sebuah dunia yang rumit. Jadi yang kami tawarkan adalah one stop solution, artinya satu platform untuk membuka seluruh potensi iklan aplikasi Anda. Selain itu, DataLift 360 ini juga humanized, maksudnya sangat mudah digunakan (user friendly),” ujarnya.

Setelah melakukan ekspansi bisnis ke-9 negara di seluruh dunia, yaitu San Fransisco, New York, Berlin, Moscow, Sao Paulo, Seoul, Tokyo, Shanghai, dan Bangalore, kini AppLift bersiap melakukan penetrasi bisnis mobile Ad di pasar Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi pasar Indonesia yang memiliki angka pertumbuhan bisnis mobile Ad sebesar 270%,

Saat disinggung mengenai seberapa besar peningkatan keuntungan yang didapat perusahaan bila memakai DataLift 360 ini, Romi menegaskan bahwa setiap ingin masuk market AppLift harus mengurus trafiknya terlebih dulu.

“Sebelum kita sarankan ke klien-klien, kami sudah membangun localized supply dulu. Setiap app itu thypical supply-nya beda-beda, contohnya trafik untuk music app dengan news app itu berbeda. Jadi keuntungannya pun berbeda-beda, yang jelas bisa hingga 300 persen,” lanjut Romi.

DataLift 360, mencakup semua siklus iklan aplikasi dan juga menyediakan tool deteksi dan pencegahan penipuan, FraudBuster.

Contoh dashboard DataLift 360 (sumber)

AppLift dapat membantu pengiklan dalam meluncurkan aplikasinya di pasar global. Keahlian periklanan mobile AppLift tengah memimpin pasar global untuk membuat dampak yang baik di pasar periklanan mobile.

Vertikal bisnis yang akan menjadi sasaran AppLift, Romi menjelaskan, untuk digital bisnis masih e-commerce, transportation app, gaming, news, hingga dating apps.

“Khusus dating app, itu cukup banyak peminatnya di Indonesia,” lanjut Romi diselingi tawa rekan pewarta.

Tantangan dan kendala yang dihadapi AppLift, menurut Romi, pada dasarnya kebanyakan klien di Indonesia menginginkan “orang”nya (kantor AppLift, red) hadir terlebih dahulu.

“Kedua, kami mau localized konten, supply dan trafiknya, kita harus present. Karena kalau kita tidak hadir ke mereka, kita tak akan tahu apa yang klien butuhkan. Contohnya, klien tranportasi dan klien news kan beda, kita enggak akan tahu kalau tidak present di market,” jelas Romi.

Kedua, untuk non big player, lanjut Romi, tantangannya adalah mengedukasi mereka. Romi mengakui bahwa tidak banyak yang mengerti secara teknikal (DataLift 360, red) ini seperti apa.

“Yang terjadi dilapangan kan, hari ini kamu buat apps, besok langsung ingin untung. App bisnis tak bisa seperti itu. Jadi mainnya long tail. Bisnis ini pasti untung, namun tidak bisa langsung,” pungkasnya.

(rr)