www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” kembali dilaksanakan secara virtual di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan pembahasan tema “Jangan Asal Pakai, Bijak Gunakan PayLater” (14/10).

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Acara hari ini dipandu oleh Artha Senna selaku moderator serta menghadirkan empat narasumber, di antaranya Ayu Adriani selaku akademisi dan pegiat Yayasan Ruang Antara, Sri Wahyuni selaku kreator digital, Halfa Khairunnisza selaku Entrepreneur, serta Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Pada webinar ini diikuti oleh 634 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

Memasuki sesi materi, Ayu Adriani mengutip salah satu survey yang menyatakan bahwa sebanyak 63,5% responden mengatakan setuju pembayaran melalui digital menjadi prioritas ketika bertransaksi selama pandemi. Adapun jenis transaksi digital, di antaranya SMS banking, internet banking, hingga mobile banking.

“Sementara uang elektronik terbagi menjadi dua, yaitu kartu dan aplikasi dompet elektronik,” urainya.

Selanjutnya, Sri Wahyuni selaku pemateri kedua menyampaikan terkait beberapa hal yang yang perlu dilakukan sebelum memulai transaksi, seperti menghindari WiFi publik, menggunakan situs yang terpercaya untuk belanja, dan rutin mengganti kata sandi. Adapun etika transaksi digital adalah mengenali seluruh fitur yang tersedia dan mendaftarkan diri sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh aplikasi.

“Data pribadi yang perlu dijaga dalam transaksi digital, di antaranya kata sandi, pin ATM, kode verifikasi, nomor kartu kredit, dan identitas diri,” kata dia.

Untuk pemateri ketiga, Halfa Khairunnisza menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat membayar tagihan secara daring, seperti sudah membaca syarat dan ketentuan dan memperhatikan seluruh poin, pilihan jangka waktu cicilan, dan denda keterlambatan. Halfa juga menuturkan beberapa jasa lembaga jasa keuangan yang memfasilitasi paylater yakni bank, lembaga pembiayaan, dan P2P lending.

“Apabila ingin komplain terkait masalah dalam transaksi digital, jangan lupa sertakan bukti-buktinya,” pesan dia.

Pemateri terakhir, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa budaya konsumtif dan tren media sosial sering menyebabkan kita terlilit hutang.

“Pastikan kita betul-betul sadar terkait apa saja yang diminta oleh pihak penyedia paylater,” ujar Bhima.

Lima tips dalam menggunakan paylater, di antaranya menjadi peminjam yang bertanggungjawab, tidak mudah tergiur promo, hindari WiFi publik, membaca perjanjian dengan hati-hati, serta waspada dengan biaya tersembunyi.

Setelah sesi pemaparan selesai, moderator membuka sesi tanya jawab yang kemudian disambut hangat oleh para peserta. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada para narasumber.

Salah satu peserta, Bayu, bertanya apakah aplikasi dompet digital yang digunakan saat ini sudah aman atau belum. Menurut Ayu, aplikasi tersebut relatif aman, namun tidak 100% aman.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. 

(rr/Syam)